Tak Ingin Siswa Bertaruh Nyawa, Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Darurat Jembatan sebagai upaya cepat pemerintah untuk memastikan akses jalan aman bagi para pelajar di daerah pelosok Indonesia.

Dalam pidatonya pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Indonesia Arena, Kompleks GBK Jakarta, Jumat, Presiden menyampaikan keprihatinannya setelah melihat berbagai laporan dan video mengenai siswa yang harus mempertaruhkan nyawa saat menyeberangi sungai demi mencapai sekolah.

"Ada jembatan yang kecil, ada yang penyeberangan. Ini sedang kita rancang anak-anakku, sabar saya sedang bekerja, mudah-mudahan tahun depan semua jembatan bisa berdiri," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pembangunan jembatan kini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah agar kegiatan belajar mengajar tidak lagi terhambat oleh minimnya infrastruktur dasar, terutama di wilayah terpencil.

Prabowo mengungkapkan bahwa kebutuhan pembangunan jembatan di seluruh Indonesia mencapai sekitar 300.000 unit.

Untuk mempercepat realisasi, ia langsung menugaskan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto agar mengerahkan sumber daya manusia dari bidang teknik sipil untuk membantu pembangunan tersebut.

Baca Juga: Bentuk Satgas Darurat Jembatan, Prabowo: Saya Tidak Rela Anak-Anak Setiap Hari Pertaruhkan Nyawa ke Sekolah

Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya keterlibatan TNI dan Polri dalam pengerjaan jembatan, termasuk pengerahan pasukan Zeni dan Brimob untuk membantu masyarakat di desa-desa.

"Kerahkan batalion-batalion Zeni untuk membantu, saya juga meminta polisi turun, saya meminta itu kompi-kompi Brimob terjunkan bantu rakyat di desa-desa untuk atasi masalah jembatan ini menjadi prioritas, karena saya tidak rela anak-anak seperti itu setiap hari mempertaruhkan nyawanya untuk ke sekolah," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga menyinggung perlunya kepedulian dari kalangan elite di Jakarta terhadap kondisi nyata masyarakat di lapangan.

"Tidak dengan hardik-menghardik, tidak dengan maki-memaki, tidak mengejek. Kita harus atasi jembatan itu dengan kerja nyata, pikiran nyata," tegasnya.

(Sumber: Antara)