Status Gunung Semeru Naik ke Level Awas, Warga Diimbau Menjauhi Zona Berbahaya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Nov 2025, 04:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Warga melihat luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 19 November 2025. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU Warga melihat luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 19 November 2025. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Status aktivitas Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Setelah sebelumnya dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga pada Rabu, 19 November 2025 pukul 16.00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menetapkan level baru, yaitu Awas atau Level IV, pada Rabu malam.

"Rekomendasi utama kami ialah agar masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 kilometer dari puncak atau pusat erupsi," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, di Bandung, Rabu, 19 November 2025.

Di luar area tersebut, ia menekankan bahwa masyarakat tetap dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Baca Juga: BNPB Evakuasi 300 Warga Usai Erupsi Semeru

"Kami juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau pijar," lanjutnya.

Wafid menjelaskan bahwa pada Rabu pukul 14.13 WIB, Gunung Semeru mengalami erupsi yang memunculkan awan panas secara beruntun, bukan satu kejadian tunggal. Awan panas tercatat berlangsung dengan amplitudo maksimum mencapai 37 mm.

Luncuran awan panas akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 19 November 2025. <b>(Antara)</b> Luncuran awan panas akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 19 November 2025. (Antara)

Aktivitas erupsi dan guguran lava masih terus muncul. Dalam periode tersebut, jumlah gempa yang terekam menunjukkan intensitas kegempaan di Semeru tetap tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran, serta Harmonik.

"Terjadi peningkatan kejadian gempa guguran. Teramati kejadian guguran lava pijar yang semakin intensif terjadi ke arah Besuk Kobokan," tambahnya.

Baca Juga: Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Usai Status Naik ke Level Awas

Rekaman gempa menunjukkan adanya suplai material dari bawah permukaan Gunung Semeru, bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan.

"Sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung. Kondisi itu membuat PVMBG menetapkan kenaikan status dari semula Waspada menjadi Siaga dan satu jam kemudian kembali naik dari Siaga menjadi Awas," tutup Wafid.

x|close