BPBD: Banjir Terjang 13 Desa di Bima, Ribuan Warga Terdampak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Nov 2025, 11:55
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Serangkaian badai hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang menghantam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (10/11/2025), menyebabkan ribuan warga terdampak dan ratusan rumah terendam. ANTARA/BPBD Kabupaten Bima. Serangkaian badai hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang menghantam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (10/11/2025), menyebabkan ribuan warga terdampak dan ratusan rumah terendam. ANTARA/BPBD Kabupaten Bima. (Antara)

Ntvnews.id, Bima - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), melaporkan bahwa banjir disertai angin kencang melanda 13 desa di lima kecamatan wilayah setempat pada Senin 10 November 2025.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, menjelaskan bahwa bencana tersebut terjadi akibat curah hujan tinggi di daerah perbukitan yang menyebabkan meluapnya air sungai kecil hingga menggenangi permukiman penduduk.

"Sebagian besar wilayah sudah surut, namun tim masih melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan," ujarnya saat dihubungi melalui telepon di Bima, Selasa.

Ia menyebutkan, banjir tersebut berdampak pada 2.347 jiwa, ratusan rumah warga terendam, dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan karena luapan air serta terpaan angin kencang. Dari lima kecamatan yang terdampak, Kecamatan Sanggar menjadi wilayah terparah, dengan empat desa tergenang, yakni Desa Boro, Kore, Sandue, dan Taloko, dengan ketinggian air antara 20 hingga 80 sentimeter.

Baca Juga: Banjir Rob Genangi Pluit dan Tanjung Priok, BPBD Pastikan Kondisi Terkendali

"Di Desa Boro, banjir melanda 54 Kepala Keluarga (KK) atau 54 rumah di empat RT. Sementara di Desa Kore, sebanyak 138 KK atau 417 jiwa terdampak di enam RT. Di Desa Sandue, 61 rumah tergenang, sedangkan di Desa Taloko tercatat 54 rumah terendam," terangnya.

Selain banjir, angin kencang juga menerjang dua desa di Kecamatan Wawo, yaitu Desa Pesa dan Maria. Sebanyak 15 rumah rusak, terutama di bagian atap.
"Tiang listrik dan pohon juga roboh menimpa rumah warga di Desa Pesa, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," ujarnya.

Sementara di Kecamatan Bolo, banjir melanda tiga desa, yakni Nggembe, Tumpu, dan Rada.
"Di Desa Nggembe, 204 KK atau 612 jiwa terdampak, dua dusun di desa itu terendam air setinggi 30 hingga 60 centimeter. Di Desa Tumpu, banjir menggenangi 32 rumah, sementara akses jalan provinsi lintas Sila-Donggo sempat tergenang setinggi 40 centimeter. Di Desa Rada, air bah dari arah Gunung Donggo menyebabkan drainase meluap, merendam 47 KK atau 145 jiwa," bebernya.

Di Kecamatan Soromandi, banjir juga merendam Desa Lewintana dan Bajo. "Di Lewintana, 121 KK atau 382 jiwa terdampak, dan jalur provinsi lintas Sila-Donggo tergenang sepanjang 65 meter. Sedangkan di Bajo, genangan air menutup jalan hingga 30 centimeter dan merendam empat lapak milik warga," ujar Nurul.

Baca Juga: Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Bandung, Ratusan Warga Terdampak dan Puluhan Mengungsi

Adapun di Kecamatan Wera, banjir mengakibatkan tebing sungai di Desa Mandala dan Nangawera ambrol sepanjang lebih dari 200 meter akibat derasnya arus air dari perbukitan.

BPBD Kabupaten Bima memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun demikian, beberapa kebutuhan mendesak masih diperlukan, antara lain bantuan tanggap darurat, logistik dan peralatan (logpal), bahan atap seperti seng atau spandek, perbaikan infrastruktur darurat, serta alat berat ekskavator untuk pembersihan material lumpur dan sampah.

"Tim kami terus berkoordinasi dengan camat, aparat desa, TNI-Polri, serta dinas terkait untuk mempercepat penanganan," kata Nurul Huda.

BPBD Kabupaten Bima juga berkoordinasi dengan BPBD NTB dan instansi teknis lainnya untuk memastikan penanganan darurat dapat berjalan cepat dan tepat sasaran. Selain itu, Nurul Huda mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi.

"Selain itu, Nurul Huda mengingatkan warga agar segera melapor ke posko desa, Babinsa, atau Babinkamtibmas, jika terjadi peningkatan debit air atau kerusakan infrastruktur akibat cuaca ekstrem. Waspadai perubahan cuaca mendadak dan aliran air dari perbukitan. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan," katanya.

(Sumber : Antara)

x|close