Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintahan Prabowo Gibran secara nyata telah memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kurun waktu setahun ini. Mulai dari Swasembada Pangan, Swasembada Energi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan pangan nasional kini menunjukkan hasil nyata. Stok beras nasional mencapai lebih dari 4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, sekaligus menandai berakhirnya impor beras medium yang selama ini membebani negara.
“Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi. Ini hasil dari gagasan besar Bapak Presiden Prabowo Subianto, mulai dari regulasi, kolaborasi, sampai eksekusi,” ujar Mentan Amran saat di wawancara awak media di Jakarta.
Kementan juga merefokuskan anggaran Rp1,7 triliun untuk penguatan sektor produktif, mulai dari benih hingga alat mesin pertanian. Keberhasilan ini, kata Mentan Amran, tak lepas dari kolaborasi lintas lembaga.
“Kita bergerak bersama Bulog, PIHC, Kemendag, ESDM, Menko Pangan, BUMN, Polri, TNI, bupati, dan gubernur. Semua berorkestra,” ujarnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan data terbaru mengenai swasembada pangan, khususnya beras dan rencana hilirisasi sejumlah komoditas hortikultura dalam sesi jumpa pers di Kantor Presiden Istana Kepresidenan RI Jakarta, Kamis (Antara)
Hasilnya terlihat nyata, stok beras tertinggi, tidak ada impor beras medium, NTP petani naik ke 124,36%, PDB pertanian meningkat, dan bahkan Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi produksi beras Indonesia naik hingga 33,1 juta ton pada November.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan kebijakan mandatori biodiesel telah terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam penghematan devisa dan penciptaan lapangan kerja.
Berdasarkan catatan Kemen ESDM, pada tahun 2024 dan 2025, Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar USD17,19 miliar atau setara dengan Rp271,78 triliun.
Program ini diluncurkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar. Pada 2025, Indonesia sudah menerapkan mandatori biodiesel B40, dan pemerintah berencana meningkatkan campuran hingga B50 tahun depan.
"Kebijakan mandatori biodiesel ini adalah program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar. Pada tahun 2025, kita sudah mandatori biodiesel B40, dan juga untuk tahun depan kita merencanakan implementasi B50," ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan sejak diluncurkan pada awal tahun 2025, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) telah menunjukkan performa yang baik.
"Melalui jangkauan yang masif, program ini tidak hanya menyentuh aspek kesehatan, tetapi juga memberikan stimulasi signifikan bagi perekonomian lokal di seluruh pelosok negeri”, jelas Dadan.
Untuk diketahui hingga tanggal 26 September 2025, Badan Gizi Nasional mencatat sebuah prestasi luar biasa, lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah tersaji bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Istana Beberkan Alasan Prabowo Tunjuk Mentan Amran Pimpin Badan Pangan Nasional