Ntvnews.id, Jakarta - Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman menanggapi isu yang menyebut adanya anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI menjadi provokator dalam aksi demonstrasi. Dudung menegaskan belum dapat memastikan kebenaran kabar yang beredar di publik tersebut.
Dudung, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 4 September 2025 menyatakan bahwa hingga kini ia belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Itu keabsahannya juga saya masih belum monitor ya. Apakah itu benar apa tidaknya, walaupun memang ada yang ditangkap,” ujarnya saat memenuhi undangan rapat bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Baca Juga: Airlangga Pastikan Perjanjian IEU-CEPA Ditandatangani pada 23 September 2025
Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu, keberadaan intelijen di lapangan merupakan hal yang wajar untuk memantau perkembangan situasi.
Namun, ia menekankan bahwa TNI tidak memiliki tujuan lain selain memantau agar dapat menyiapkan langkah-langkah jika diminta membantu kepolisian.
"Informasi-informasi itu mungkin dari kelompok intelijen yang bisa masuk ke dalam,” katanya.
Terkait kabar penangkapan anggota BAIS, Dudung menyatakan belum menerima informasi resmi.
Baca Juga: Airlangga: Indonesia Tawarkan Investasi Giant Sea Wall ke China hingga Jepang
Ia menyebut Wakil Panglima TNI sebelumnya sudah memberikan pernyataan terkait hal itu, sementara dirinya masih menunggu kejelasan dari pihak TNI.
“Pernyataan dari pihak TNI sendiri sampai sekarang saya belum tahu,” katanya.
Isu mengenai prajurit BAIS TNI yang disebut ditangkap polisi karena menjadi provokator kericuhan mencuat di media sosial.
Unggahan tersebut bahkan disertai foto seorang pria yang diamankan serta kartu tanda anggota BAIS TNI, dengan klaim penangkapan terjadi di Pejompongan, Jakarta, pada 29 Agustus 2025.
Baca Juga: Kapolresta: Isu Demo di Bandara Soekarno-Hatta, Hoax!
Namun, TNI dengan tegas membantah kabar itu. Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita kepada wartawan menegaskan tidak ada prajurit TNI yang ditangkap.
Mabes TNI juga menyatakan narasi tersebut tidak benar dan menyesatkan.
Kapuspen TNI Brigjen Freddy Ardianzah menilai unggahan tersebut merupakan framing negatif yang justru bisa menimbulkan kesalahpahaman publik.
Baca Juga: Chery Pastikan Layanan Dealer dan Operasional Berjalan Normal
(Sumber: Antara)