PCO: Presiden Prabowo Dijadwalkan Pidato di Hari Pertama Sidang Umum PBB

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2025, 12:04
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kantor PCO RI, Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025. ANTARA/Andi Firdaus/pri. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kantor PCO RI, Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025. ANTARA/Andi Firdaus/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan berpidato pada hari pertama Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025 mendatang.

Terkait substansi pidato, Hasan menyebut pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih jauh. Ia mengajak publik untuk menyimak langsung ketika Presiden hadir dan menyampaikan pidatonya di forum internasional tersebut.

"Presiden nanti dijadwalkan pidato di hari pertama, dan urutan ketiga pada tanggal 23 September," ujar Hasan Nasbi saat ditemui wartawan di Kantor PCO, Jakarta, Selasa (26/8) malam.

Jika jadi terbang ke New York pada September, Presiden Prabowo akan menjadi Kepala Negara Indonesia pertama dalam satu dekade terakhir yang kembali berbicara langsung di Sidang Majelis Umum PBB. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo selama 10 tahun masa pemerintahannya tidak pernah hadir secara langsung, dan menugaskan Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi untuk menyampaikan pidato mewakili Indonesia.

Baca Juga: Resmi Gabung Sassuolo, Eks Bintang Chelsea dan MU Ini Bakal Satu Tim dengan Jay Idzes

Dalam forum Sidang Umum PBB ke-80 nanti, Presiden Prabowo dijadwalkan berpidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dino Patti Djalal, mantan Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, menilai urutan tersebut memiliki makna diplomatik yang signifikan.

"Pertama, konteks bobot diplomatiknya, ini belum pernah terjadi, Presiden Indonesia bicara nomor 3. Kalau nomor 1 pasti Amerika, nggak bisa diubah. Nomor 2-nya pasti Brazil, karena itu udah deal-nya. Jadi siapa setelah itu, tahu-tahu Indonesia. Ini suatu hal yang luar biasa, kehormatan yang luar biasa," kata Dino Patti Djalal di Jakarta, Senin (25/8).

Ia menambahkan, pidato Presiden Prabowo sangat dinantikan oleh negara-negara anggota PBB. Indonesia dinilai memiliki posisi strategis karena menganut prinsip bebas aktif, dekat dengan negara-negara Barat, sekaligus bagian dari Global South dan juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara Timur.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi, Segram Tembus Rp1.940.000

"Kita kan kakinya di mana-mana. Jadi, apa yang disampaikan Presiden Prabowo nanti akan banyak dilihat orang, apalagi sekarang ini kan kita lihat antara Barat dan BRICS, antara Amerika dan Tiongkok, Indo-Pasifik sekarang lagi banyak guncangan, multilateralisme sedang lemah sekali. Amerika keluar dari berbagai badan multilateral itu membuat multilateralisme underperform," ujarnya.

Dino pun berharap Presiden Prabowo dapat memberikan pandangan kepada negara-negara anggota PBB mengenai arah tatanan dunia ke depan serta pentingnya memperkuat multilateralisme. "Saya kira pidato Beliau di PBB nanti akan sangat diperhatikan orang, dan mempunyai nilai strategis yang besar," katanya.

Sidang Majelis Umum PBB ke-80 sendiri dibuka pada 9 September 2025 dan akan berlangsung hampir sebulan. Dua pekan setelah pembukaan, tepatnya pada 23 September, digelar sesi Debat Umum Tingkat Tinggi yang menjadi bagian dari sidang tersebut. Dalam sesi itu, para pemimpin negara anggota secara bergiliran menyampaikan pidato di General Assembly Hall, Markas PBB, New York.

Debat umum tingkat tinggi tersebut dijadwalkan berlangsung mulai 23 hingga 27 September 2025, kemudian dilanjutkan kembali pada 29 September. Rangkaian Sidang Majelis Umum PBB ke-80 akan berakhir pada 30 September dengan agenda terakhir berupa Konferensi Tingkat Tinggi membahas situasi Muslim Rohingya serta kelompok minoritas lain di Myanmar.

 

(Sumber : Antara)

Tags

x|close