Hasan Nasbi: Disinformasi, Fitnah, Kebencian, Bikin Perpecahan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2025, 08:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kepala PCO Hasan Nasbi san Wamenkomdigi Angga Raka Kepala PCO Hasan Nasbi san Wamenkomdigi Angga Raka (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) mengapresiasi media yang sudah memiliki kanal cek fakta. Semakin banyak media yang memperkenalkan cek fakta, maka semakin mudah menghalau isu atau konten disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) di masyarakat.

"Kita apresiasi media yang punya kanal cek fakta. Karena kalau satu atau dua pihak saja, tak cukup untuk menangkal konten DFK," kata Kepala PCO Hasan Nasbi pada sesi Ngopi Sore Membahas DFK bersama media di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Agustus 2025 malam.

Hasan juga mendorong media arus utama yang belum memiliki konten cek fakta untuk menciptakannya. Tujuannya, PCO ingin media massa juga sama-sama ikut menjernihkan informasi yang beredar di masyarakat.

"Karena kalau tidak, masyarakat kita lama-lama akan terjerumus pada istilah KJR (knee-jerk reaction)," kata Hasan.

Baca Juga: PCO: Dugaan Nampan MBG Mengandung Minyak Babi Bisa Dibuktikan Lewat Uji Lab

KJR adalah situasi ketika kecepatan informasi sering ditangkap pemengaruh atau influencer tanpa berpikir panjang. Tanpa ada upaya mengolah data dari informasi tersebut. Mereka langsung membuka gawai, menyalakan kamera, dan berkomentar. Maka, riuhlah di media sosial.

Hasan berharap media arus utama bisa terhindar dari jebakan KJR ini. Tetap memverifikasi apa pun informasi yang beredar di media sosial maupun di masyarakat. Tentunya dengan membubuhkan judul yang tepat dan tanpa multitafsir. 

"Kadang yang dimakan (pembaca) judulnya saja. Beritanya tidak dimakan. Kadang-kadang kan judul juga dipoles," kata Hasan.

Jika dibiarkan, Hasan khawatir masyarakat Indonesia akan terpuruk ke dalam perpecahan. Apalagi jika konten yang mengandung DFK itu mengarah pada kebencian terhadap pemerintah.

"Sudah, langsung marah-marah saja. Misalnya waktu demo di Pati. Dibilang ada yang meninggal. Kita cek sana-sini, ternyata tidak ada," kata Hasan.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Program SPHP Amankan Pasokan Beras, PCO: Ada yang Nakal, Bereskan!

Kondisi serupa juga terjadi kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Suara Sri Mulyani dimanipulasi menggunakan akal imitasi (AI) yang seolah-olah mengatakan bahwa guru adalah beban negara.

"Untuk itu, kita bekerja sama dengan Komdigi (Kementerian Komunikasi dan Digital) menghalau konten-konten DFK ini," kata Hasan.

Wakil Menteri Komdigi Angga Raka Prabowo mengajak insan media untuk bersama-sama menghalau konten DFK. Tujuannya yakni untuk melindungi generasi muda dari isu-isu yang memecah belah.

"Konten DFK ini merusak sendi-sendi demokrasi," kata Angga Raka.

x|close