Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, hadir sebagai narasumber dalam program Doncast Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV, Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mu'ti menegaskan dirinya bukanlah sosok baru di dunia pendidikan.
Sebelum menjabat sebagai menteri, dia telah memimpin Badan Akreditasi Nasional (BAN) selama dua periode dan juga pernah bertugas selama dua tahun di Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
"Secara akademik dan profesional, saya memang telah lama berkecimpung di dunia pendidikan. Tidak hanya di lingkungan Muhammadiyah. Sebelum menjadi menteri, saya menjabat Ketua Badan Akreditasi Nasional selama dua periode. Total, saya 12 tahun di BAN dan 2 tahun di BSNP. Jadi, bisa dikatakan dunia pendidikan adalah passion saya," ungkapnya.
Mu'ti menyampaikan, isu pendidikan perlu terus dibahas, karena semakin banyak dibicarakan, justru menunjukkan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Semakin banyak yang telah dicapai, semakin besar pula tantangan yang harus diperbaiki," tambahnya.
Sejak dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Mu'ti mengaku telah mengunjungi hampir 25 provinsi di Indonesia.
"Hampir setiap akhir pekan saya turun ke daerah. Saat kunjungan, saya tidak berada di kantor, melainkan langsung bertemu masyarakat dari berbagai kalangan. Saya juga tidak menginap di hotel, tapi tidur di balai milik kementerian. Tujuannya agar saya bisa berinteraksi langsung dengan para pegawai. Karena kalau hanya mengandalkan laporan, belum tentu itu benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan," jelasnya.
Melalui kunjungan langsung tersebut, Mu'ti mendapatkan dua pelajaran penting. Pertama, seorang pemimpin tidak boleh berjarak dengan yang dipimpinnya.
"Saya bisa berinteraksi langsung dengan staf dapur di balai kementerian, pegawai honorer, hingga masyarakat setempat. Ini penting untuk membangun hubungan yang nyata, bukan sekadar formalitas," ujarnya.
Kedua, dia mendapatkan banyak informasi yang seringkali melampaui ekspektasi.
"Banyak gagasan hebat justru datang dari mereka yang bekerja di bawah, yang tidak ditulis oleh profesor-profesor hebat, yang bukunya best seller, tapi dari mereka yang selama ini bekerja di bawah dengan segala ketekunannya, penuh pengabdian, dan ada ide cerdas yang bisa diperoleh, dan saya bisa bertemu dengan orang-orang biasa itu," paparnya.
Mu'ti juga menyoroti semangat masyarakat untuk maju, terutama dalam bidang pendidikan.
"Partisipasi masyarakat dalam memajukan pendidikan sangat luar biasa. Mereka memberikan yang terbaik untuk anak-anak bangsa dengan ketulusan, karena mereka ingin kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan juga bangsa," katanya.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti hadir sebagai narasumber program Doncast Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV, Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Baca Juga: Mendikdasmen Abdul Mu'ti jadi Narasumber Program DonCast di Nusantara TV
Visi: Pendidikan Bermutu untuk Semua
Mu'ti menegaskan visinya sebagai menteri adalah "Pendidikan Bermutu untuk Semua". Dia menjelaskan, visi tersebut bersumber dari dasar konstitusi negara.
"Kalau kita merujuk pada Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Ini juga sering dikutip oleh Presiden (Prabowo Subianto)," terangnya.
Lebih lanjut, Pasal 31 UUD 1945 menyatakan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mempertegas pendidikan yang diperoleh haruslah bermutu.
"Jadi, visi ini bukan sekadar opini saya, tetapi bersumber dari konstitusi. Karena sebagai penyelenggara negara, dasar kita adalah undang-undang," jelas Mu'ti.
Visi "Pendidikan Bermutu untuk Semua" memiliki dua makna utama. Pertama, semua warga negara, tanpa memandang kondisi fisik, ekonomi, agama, atau lokasi geografis, memiliki hak atas pendidikan.
"Kalau kita kaitkan dengan International Covenant on Civil and Political Rights, pendidikan adalah hak sipil yang wajib dipenuhi negara," ungkapnya.
Kedua, pendidikan yang diberikan harus bermutu dan relevan.
"Bukan sekadar formalitas. Mutu pendidikan minimal harus sesuai dengan standar nasional. Selain itu, pendidikan juga harus relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan agenda kebangsaan. Bahkan, lebih dari itu, pendidikan harus mempersiapkan generasi untuk masa depan," paparnya.
Dia menekankan tanpa relevansi ke depan, pendidikan akan tertinggal zaman.
"Jika yang diajarkan hanya untuk kebutuhan sekarang, maka saat lulus ilmu itu bisa saja sudah tidak relevan. Oleh karena itu, pendidikan harus visioner, memahami arah pergerakan dunia. Dan mohon maaf, seorang menteri harus banyak membaca," tukas Mu'ti.
Program DonCast di Nusantara TV menghadirkan pembahasan berbagai topik aktual bersama narasumber ahli di bidangnya tayang setiap Kamis mulai pukul 20.00 WIB.