Ntvnews.id, Jakarta - Indonesia menjadi salah satu lokasi uji klinis tahap tiga vaksin tuberkulosis (TBC), dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap sederet alasan di balik keputusan ini.
Langkah ini bukan hanya untuk kepentingan medis, tetapi juga sebagai upaya mempercepat akses teknologi dan kemandirian produksi vaksin nasional.
Menurut Menkes Budi, salah satu alasan utama adalah untuk memastikan kecocokan vaksin dengan karakteristik genetik masyarakat Indonesia.
"Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita, karena itu tergantung genetiknya juga," kata Budi.
Uji coba ini penting karena respons imun terhadap vaksin bisa berbeda-beda tergantung latar belakang genetik suatu populasi. Maka dari itu, melakukan pengujian langsung di Indonesia menjadi langkah tepat.
Lebih dari sekadar lokasi pengujian, Indonesia juga memperoleh manfaat besar berupa akses terhadap teknologi vaksin terbaru. Uji coba ini melibatkan ilmuwan dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad), yang membuka peluang besar bagi transfer pengetahuan dan penguatan kapasitas riset dalam negeri.
Jika uji klinis vaksin TBC ini terbukti sukses, Indonesia punya peluang besar untuk menjadi produsen vaksin tersebut melalui Bio Farma. Hal ini dinilai sangat penting untuk mempercepat distribusi dan menekan angka kematian akibat TBC di dalam negeri.
"Yang ketiga, kita sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia," ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (ANTARA (Mecca Yumna))
Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa TBC masih menjadi penyakit menular paling mematikan di Indonesia. Setiap tahun, sekitar satu juta orang terinfeksi, dan sekitar 100 ribu jiwa meninggal dunia.
Untuk itu, Menkes menekankan pentingnya meningkatkan produksi vaksin secara masif, bahkan hingga sepuluh kali lipat dari kapasitas normal.
"Yang harus kita produksi vaksinnya minimal 10 kali lipatnya lah, supaya bisa memastikan orang-orang kita tidak kena dan 100 ribu orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya bisa kita elakkan," kata Budi.
Budi juga mengingatkan bahwa vaksin terbukti ampuh dalam mengendalikan wabah, seperti yang terjadi saat pandemi COVID-19. Menurutnya, keberadaan vaksin menjadi penentu utama dalam menghentikan penyebaran virus.
Uji coba vaksin TBC ini didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation, yang selama ini fokus membantu negara-negara berkembang dalam penanggulangan penyakit menular. Indonesia menjadi salah satu negara yang dipilih untuk uji klinis, bersama wilayah lain seperti Amerika Latin dan Afrika.
Presiden Prabowo Subianto bahkan menyebut bahwa dalam pertemuannya dengan Bill Gates di Istana Merdeka, isu vaksin TBC menjadi salah satu pembahasan utama.
“Beliau sedang kembangkan vaksin TBC untuk dunia, tetapi Indonesia akan menjadi salah satu tempat uji coba klinis (vaksin), dan kita mengetahui bahwa TBC memakan korban kita cukup besar, yang meninggal hampir 100 ribu tiap tahunnya,” kata Prabowo.
(Sumber: Antara)