Ntvnews.id, Jakarta - Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB), Karnaval, Perayaan 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati dan HUT RI ke-80 menjadi highlight program pemerintah kabupaten Jayawijaya bulan Agustus tahun 2025.
Festival tahunan ini digelar untuk ke-33 tahun, yang berlangsung di District Usilimo, sekitar 30 menit berkendaraan ke arah barat dari kota Wamena.
Festival Budaya Lembah Baliem menjadi ikonik bagi turis domestik maupun mancanegara karena memiliki karakteristik yang unik, mengesankan, mengharukan, dan juga mendebarkan hati karena ada penampilan perang-perangan (perang tiruan).
Hal ini, peragaan budaya yang unik dan antik pada abad milenial ketika banyak orang terkosentrasi pada modernitas, membuat FBLB selalu memiliki kesan dan daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjuk sekaligus memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia di kancah Internasional.
"Yang unik di tahun ini adalah rekor MURI yang akan kami masukkan di tahun ini, rekor muri pertama kami dapat di tahun 2012, tahun ini rekor murid tentang alat musik Pikon dengan tarian. Festival ini akan digelar dari tanggal 7-9 Agustus baik tentang budaya perang-perangan di Papua, atau tarian, semua kegiatan ini menyambut rangkaian 17 Agustus di kabupaten Jayawijaya," tutur Bupati Jayawijaya Athenius Murip, di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, 6 Agustus 2025.
Objek wisata, hunian tradisonal (honai), area yang masih hijau dan segar, ditambah dengan orang Lembah Baliem yang ramah, bersahabat, bersahaja penuh dengan filosofis membuat kita semua terutama pada turis wajib hadir di festival ini.
Athenius Murip Bupati Jayawijaya (konferensi pers Festival Budaya Lembah Baliem 2025) (NTVNews)
Tidak dipungkiri juga bahwa FBLB merupakan salah satu even festival tertua di Indonesia dan telah memasuki TOP 10 Karisma Event Nusantara (KEN) dari 9 lainnya, misalnya Cap Go Meh Singkawang (Kalimantan Barat), Pesta Kesenian Bali (Bali) dan Semasa Piknik (DKI Jakarta).
H-1 jelang pertunjukan Festival Budaya Lembah Baliem, sejumlah turis mancanegara sudah berdatangan dan tak ingin melewatkan satu momen spesial dari segi pertunjukan tersebut.
"Hal ini upaya dari pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan UMKM, nggak bisa dinikmati oleh turis mancanegara dan Indonesia. Hingga h-1 ini sudah lebih dari 300 turis dari mancanegara yang sudah ada di Wamena. Sejumlah hotel dan penginapan sudah hampir full booking, karena festival budaya ini memang sangat unik dan asing karena akan ada pertunjukan dari setiap district atau adat," sambungnya.
Pertunjukan spesial yang akan ditampilkan dalam festival tersebut dan tidak akan dijumpai di kota lain, yakni bagaimana segala kegiatan dan aktivitas orang Papua Pegunungan pada setiap sukunya untuk bertahan hidup.
"Setiap district mempertontonkan pertunjukan, selain tarian dan perang-perangan, mempertunjukkan juga bagaimana orang di Wamena bertahan hidup, cara berbudaya, cara makan batu, dan Kenapa orang perang suku itu sudah sangat mendunia," pungkas Athenius Murip.
Sebagai informasi, festival ini begitu sangat dinantikan oleh semua pegiat dan pemikat karena selain penunjukan kebudayaan seperti tarian, anyaman noken, ukiran, makanan tradisional ada juga objek wisatanya misalnya mumi (usia puluhan tahun yang jarang ditemukan ditempat lain), gua, danau habema (berada di atas gunung), pasir putih, hutan pinus, batas batu dan lainnya.
Dengan demikian, FBLB secara langsung memberikan dampak positif bagi peningkatan UMKM terutama orang lokal, maupun pemilik akomodasi, restoran, dan transportasi.