Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah kembali menegaskan komitmen kuat untuk mempercepat agenda transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau melalui Rapat Koordinasi Perkembangan Implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) yang digelar pada Jumat, 5 Desember 2025.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut rapat sebelumnya pada Maret 2025 sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkuat arah kebijakan transisi energi nasional.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menekankan bahwa transisi energi telah menjadi bagian integral dari strategi pembangunan jangka panjang Indonesia.
Hal ini sejalan dengan arah pembangunan dalam Asta Cita, khususnya penguatan ketahanan energi dan pangan melalui pembangunan ekonomi hijau. Agenda tersebut juga penting guna menopang target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029 sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
"Komitmen JETP untuk Indonesia telah tumbuh dari USD20 miliar (2022) menjadi USD21,4 miliar (2025) yaitu USD11,4 miliar publik dari IPG dan USD10 miliar dari GFANZ, ini menunjukkan kuatnya kepercayaan internasional," ucap Airlangga.
Baca juga: Pemerintah Belum Putuskan BLT Kesra 2026, Airlangga Pastikan Penyaluran 2025 Lancar
Hingga November 2025, Indonesia telah berhasil memobilisasi USD3.1 miliar melalui skema JETP, sementara USD5.5 miliar lainnya sedang dalam proses negosiasi untuk proyek-proyek konkret.
Selain itu, United Kingdom of Great. Britain and Northern Ireland juga menyampaikan dua studi terkait Just Framework yang memberikan langkah-langkah implementatif untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan inklusivitas dalam transisi energi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Jepang atas kontribusinya melalui Sekretariat JETP, serta kepada seluruh donor IPG atas dukungannya dalam penyusunan JETP Progress Report 2025 yang saat ini sedang difinalisasi.
Laporan ini menjadi fondasi untuk memperkuat fase implementasi proyek dan program transisi energi ke depan, yang akan dilanjutkan di bawah kepemimpinan Pemerintah Jerman dan Jepang melalui JETP Delivery Unit (JDU).
Adapun dalam pipeline transisi energi, saat ini pemerintah menyoroti 2 proyek prioritas yang ditargetkan memiliki progres dan dampak signifikan, yaitu Green Energy Corridor Sulawesi (GECS) dan program Dedieselisasi yang menjadi perhatian mitra internasional.
Baca juga: Airlangga Targetkan Transaksi Harbolnas 2025 Capai Rp35 Triliun
Keduanya memerlukan dukungan erat antara pemerintah, mitra internasional, lembaga keuangan, dan industri.
“Jadi ini adalah sebuah proyek komitmen yang besar dan itu tergantung kepada Indonesia dan Lintas Kementerian untuk mengakselerasikan. Jadi dengan demikian task force ini akan mempercepat, kita akan akselerasi JETP 2.0 agar dana yang tersedia ini betul-betul bisa mempercepat arahan Bapak Presiden Prabowo untuk mengakselerasi NDC di Indonesia.” pungkasnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP). (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)