Ntvnews.id, Jakarta - Industri mikro drama atau drama pendek berseri tengah menjadi fenomena baru di dunia hiburan digital.
Format video berdurasi singkat ini kini menjelma menjadi sektor bernilai besar yang terus menarik perhatian penonton global.
Menurut laporan Media Partners Asia (MPA), pendapatan industri mikro drama diperkirakan mencapai USD 9,4 miliar atau setara Rp156 triliun pada tahun 2025.
Ledakan pendapatan ini sejalan dengan meningkatnya jumlah penonton yang kini melampaui 830 juta orang di seluruh dunia.
Baca juga: Clara Shinta Ajarkan Suami Ucap Talak Usai Keseringan Nonton Drama China
Pada tahun 2030, iklan diproyeksi akan berkontribusi 56 persen dari pendapatan, dengan langganan di 39 persen dan perdagangan di 5 persen.
Industri China berlabuh oleh tiga pemain utama: ByteDance (Buah Merah), Tencent (WeChat Video Accounts) dan Kuaishou (Xi Fan).
Masing-masing telah membangun aplikasi khusus, terpisah dari video bentuk panjang premium, dan terintegrasi erat dengan ekosistem sosial dan pembayaran.
“Mikro drama telah berevolusi dari eksperimen menjadi kategori global multi miliar dolar,” kata Vivek Couto, Direktur Eksekutif MPA dikutip dari deadline dikutip, Selasa 28 Oktober 2025.
Baca juga: Clara Shinta Minta Diceraikan Suami Gegara Sering Nonton Drama China
Di luar China, AS adalah pasar paling menguntungkan untuk mikro-drama, dengan pendapatan mencapai USD819 juta pada tahun 2024, dan diproyeksikan naik menjadi USD3,8 miliar pada tahun 2030.
Adopsi penonton di AS didorong oleh wanita perkotaan berusia 30 hingga 60 tahun, yang tertarik pada cerita seputar romansa dan narasi yang digerakkan oleh balas dendam.
Ilustrasi dua orang sedang bertransaksi untuk membeli handphone (Pixabay)