Pertamina: Penerapan Biodiesel Kurangi Ketergantungan Impor BBM

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2025, 19:26
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono menyampaikan paparan dalam acara Indonesia - Brazil Business Forum, di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025. ANTARA/Aji Cakti Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono menyampaikan paparan dalam acara Indonesia - Brazil Business Forum, di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025. ANTARA/Aji Cakti (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa penerapan program biodiesel berperan penting dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

“Sejak penerapan campuran bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20, kita sudah tidak impor lagi. Program ini secara nyata menekan ketergantungan terhadap impor. Kini dengan target pemerintah menuju B50, kami tentu akan mendukung penuh kebijakan tersebut,” ujar Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025.

Agung menjelaskan bahwa Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan penerapan biodiesel terbesar di dunia, dari awal program B2,5 hingga kini mencapai B40. Menurutnya, kebijakan pencampuran bahan bakar nabati dengan solar tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui penghematan devisa, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“Program biodiesel ini menciptakan lapangan kerja, mengurangi emisi karbon, dan memberikan nilai tambah bagi petani sawit,” kata Agung.

Baca Juga: Pertamina Umumkan Keputusan Kerja Sama Impor BBM dengan SPBU Swasta Malam Ini

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi program campuran biodiesel B40 pada periode Januari–September 2025 mencapai 10,57 juta kiloliter, dengan nilai penghematan devisa Rp93,43 triliun. Selain itu, program ini berhasil menyerap lebih dari 1,3 juta tenaga kerja dan menurunkan emisi karbon hingga 28 juta ton.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan, keberhasilan program biodiesel juga mendorong peningkatan nilai tambah minyak sawit mentah (CPO) hingga Rp14,7 triliun. Ia menyebut, petani sawit kini menjadi bagian penting dari transformasi energi nasional.

“Petani sawit adalah pahlawan energi baru. Dari kebun rakyat hingga tangki kendaraan bermotor, rantai nilai biodiesel telah membuktikan bahwa Indonesia mampu membangun ekosistem energi yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan,” ujar Bahlil.

Dengan penerapan program B40 menuju B50, Indonesia menegaskan komitmennya dalam transisi menuju energi hijau sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional di tengah dinamika global.

(Sumber: Antara)

x|close