Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menargetkan total dana kelolaan mencapai Rp188,9 triliun pada 2025. Lembaga ini mencatat pertumbuhan konsisten dari Rp166,54 triliun pada 2022 menjadi Rp171,64 triliun pada 2024.
Kepala Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menjelaskan bahwa hingga Agustus 2025, sebanyak 75,9 persen dana atau Rp130,39 triliun dialokasikan untuk investasi di sukuk, reksadana, investasi langsung, dan emas. Sementara itu, Rp41,39 triliun ditempatkan pada instrumen likuid seperti deposito dan giro.
“Strategi ini menjamin dua hal, likuiditas tinggi untuk operasional haji dan imbal hasil optimal melalui instrumen syariah yang aman,” ujarnya dalam kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.
Baca Juga: Kepala BPKH Dukung Penuh Penyidikan KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
BPKH juga mencatat pertumbuhan investasi sebesar 1,92 persen serta peningkatan penempatan dana hingga 15,59 persen dalam setahun terakhir. Hingga Agustus 2025, nilai manfaat yang dihasilkan mencapai Rp8,10 triliun atau naik 6,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan Rp6,39 triliun di antaranya berasal dari hasil investasi.
Fadlul menegaskan komitmen BPKH dalam membangun ekosistem haji dan umrah yang berkelanjutan secara spiritual dan ekonomi. Menurutnya, pengelolaan dana haji tidak hanya soal teknis keuangan, tetapi merupakan mandat besar yang menyentuh kehidupan jutaan umat.
“Bagi Indonesia, pengelolaan dana haji bukan sekadar tugas finansial. Ini adalah amanah suci yang berdampak besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Dalam memperluas peran strategis di luar negeri, BPKH telah membentuk anak perusahaan bernama BPKH Limited di Arab Saudi. Perusahaan ini bergerak di sektor-sektor penting dalam ekosistem haji, seperti perhotelan, properti, katering, dan transportasi.
Baca Juga: Pemkab Serang Prioritaskan Penanganan Kesehatan Warga Terdampak Paparan Radioaktif
“Dengan BPKH Limited, kami bisa mengamankan layanan berkualitas langsung untuk jamaah Indonesia sekaligus memaksimalkan manfaat investasi lokal,” kata dia.
Imbal hasil dari dana investasi juga dikembalikan langsung kepada jamaah dalam bentuk layanan, seperti penyediaan bumbu nusantara, makanan siap saji saat puncak haji, hingga penyewaan area komersial di hotel jamaah Indonesia.
“Kami tidak hanya mendanai, tapi menghubungkan langsung UMKM Indonesia dengan pasar di Tanah Suci. Produk seperti rendang kini punya saluran distribusi yang langsung ke konsumen haji,” ujar Fadlul.
Baca Juga: Tabrakan Beruntun di Jalan Layang Non Tol Casablanca, Lalu Lintas Tersendat
(Sumber: Antara)