Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memanggil sejumlah pejabat tinggi negara ke Istana Kepresidenan di Jakarta pada Kamis, 9 Oktober 2025, termasuk Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Koperasi Ferry Juliantono.
Sejumlah menteri menyampaikan bahwa pertemuan tersebut digelar untuk membicarakan berbagai program pemerintah yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan pengembangan program Kampung Nelayan.
"(Rapat akan membahas, red.) pangan, swasembada pangan," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada awak media saat ditemui di Istana Kepresidenan, Kamis siang.
Amran terlihat tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB, dan langsung menuju ke dalam Istana bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.
Baca Juga: Nadiem Makarim Kembali Ditahan di Rutan Salemba Usai Dirawat di Rumah Sakit
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dalam kesempatan berbeda namun di lokasi yang sama, mengatakan bahwa dirinya akan memaparkan perkembangan terkait pembangunan Kampung Nelayan yang kini menjadi fokus utama Presiden Prabowo.
"(Kampung Nelayan, red.) sedang dikerjakan," kata Sakti saat menjawab pertanyaan wartawan sebelum memasuki ruang rapat.
Menteri Koperasi Ferry Juliantono, yang datang setelah Mentan dan Wamentan, juga mengonfirmasi bahwa pertemuan kali ini membahas topik pangan dan program Kampung Nelayan.
Sejak menjabat pada 20 Oktober 2024, swasembada pangan telah menjadi salah satu agenda prioritas Presiden Prabowo. Di sisi lain, Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) merupakan bagian dari lima program unggulan pemerintah yang diumumkan pada 15 September lalu. Program-program tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan pesisir, melalui penciptaan lapangan kerja baru.
Baca Juga: Prabowo Panggil Mentan, Menteri Kelautan dan Menkop ke Istana, Bahas Pangan dan Kampung Nelayan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam pengumuman lima program tersebut bulan lalu, menjelaskan bahwa KNMP akan direalisasikan di 100 desa. "Tahun ini targetnya 100 desa, diharapkan bisa menyerap 8.645 tenaga kerja. Jangka panjang 4.000 titik (kampung nelayan, red.), bisa menciptakan 200.000 (pekerja, red.)," kata Airlangga.
Selain KNMP, empat program lainnya yang ditujukan untuk menyerap tenaga kerja meliputi pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pengembangan perkebunan rakyat, revitalisasi tambak di kawasan pantai utara Jawa, serta modernisasi armada kapal nelayan. Total lima program tersebut ditargetkan mampu menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja di berbagai sektor.