General Motors Kurangi Produksi Mobil Listrik, Ini Alasannya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Sep 2025, 10:35
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Ilustrasi. Logo General Motors. (Foto: Reuters) Ilustrasi. Logo General Motors. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - General Motors (GM) mengambil langkah untuk mengurangi produksi sejumlah mobil listriknya, termasuk Cadillac Lyriq dan Vistiq serta Chevy Bolt EV. 

Dilansir dari The Verge, Selasa (9/9/2025), langkah ini dilakukan karena perusahaan memperkirakan penurunan tajam dalam penjualan kendaraan listrik dalam waktu dekat.

Salah satu faktor utama yang mendorong keputusan ini adalah berakhirnya insentif pajak sebesar US$7.500 (sekitar Rp123 jutaan) untuk pembelian mobil listrik baru, yang akan habis masa berlakunya pada akhir bulan ini. 

Insentif tersebut selama ini menjadi pendorong penting dalam meningkatkan minat konsumen terhadap kendaraan listrik, yang harganya masih relatif tinggi dibandingkan kendaraan konvensional berbahan bakar bensin.

GM sebelumnya telah menghentikan sementara produksi Lyriq dan Vistiq di fasilitas mereka di Spring Hill, Tennessee, Amerika Serikat (AS), sejak Desember lalu. 

Mereka juga menjadwalkan penghentian produksi selama satu minggu pada Oktober dan November mendatang. 

Tak hanya itu, GM juga akan memperlambat produksi selama lima bulan pertama tahun 2026, termasuk menghentikan sementara salah satu shift kerja di pabrik tersebut.

Selain itu, rencana untuk menambah shift kedua di pabrik dekat Kansas City, yang dijadwalkan memulai produksi Chevy Bolt EV akhir tahun ini, juga ditunda tanpa batas waktu.

Meskipun angka penjualan kendaraan listrik menunjukkan tren yang membaik, GM tetap bersikap hati-hati. 

Bahkan, perusahaan menyebut Agustus sebagai bulan dengan penjualan kendaraan listrik terbaik yang pernah mereka catat. Namun demikian, GM tetap menyuarakan kekhawatiran terhadap prospek jangka pendek.

"Kami hampir pasti akan menghadapi pasar kendaraan listrik yang lebih kecil dalam waktu dekat, dan kami tidak akan mengambil risiko dengan produksi berlebihan," kata Duncan Aldred, Wakil Presiden Senior sekaligus Presiden GM wilayah Amerika Utara.

Kondisi ini juga menyoroti kekhawatiran yang lebih luas terkait posisi AS dalam transisi ke energi bersih. 

Editor transportasi Andrew J. Hawkins sebelumnya menyatakan AS sudah tertinggal jauh dari China dan negara-negara maju lainnya dalam hal investasi energi hijau. Menurutnya, jika tren ini berlanjut, ketertinggalan itu bisa menjadi permanen.

Dengan produsen mobil terbesar di AS mulai menahan laju produksi mobil listrik, meskipun permintaan mulai tumbuh, masa depan transisi energi bersih di negara itu tampak semakin penuh tantangan.

x|close