Tokoh Agama-Masyarakat Papua Bantah TNI Pakai Bom saat Hadapi OPM

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Okt 2025, 10:17
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Unggahan akun Instagram yang menyebut penggunaan bom saat TNI menghadapi OPM. Unggahan akun Instagram yang menyebut penggunaan bom saat TNI menghadapi OPM. (Instagram @majeliskopi08)

Ntvnews.id, Jakarta - Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai kembali menyebar fitnah dan isu menyesatkan, paska serangan mematikan terhadap masyarakat asli papua dan warga pendatang, yang mereka lakukan akhir-akhir ini.

Kali ini, OPM Kodap XV Ngalum Kupel mengembuskan isu TNI menggunakan pesawat dan bom dalam sejumlah kegiatan kemanusiaan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, yang mereka sebar melalui sejumlah akun media sosial simpatisan OPM.

Hal itu langsung dibantah oleh tokoh-tokoh masyarakat dan agama di Distrik Kiwirok, yang memastikan serta menyaksikan keberadaan TNI di bawah kendali Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III tengah melaksanakan misi kemanusiaan, bukan operasi militer apalagi membumihanguskan wilayahnya dengan pesawat bom.

Tokoh masyarakat sekaligus rohaniwan Pendeta Markus Nop, mengecam penyebaran fitnah keji terhadap TNI, mengingat OPM-lah yang selama ini menjadi pelaku utama serangan dan teror terhadap masyarakat Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

“Mereka yang membakar sekolah, mengancam guru, tapi malah menuduh TNI mengebom desa. Itu bohong besar. Kami tahu siapa yang sebenarnya membuat kerusakan di sini," ujar Markus, Jumat, 10 Oktober 2025. 

Aksi penyebaran hoaks dan fitnah kepada TNI, lanjut Markus, adalah strategi lama OPM untuk menutupi tindakan brutal mereka sendiri, sekaligus menggiring opini publik khususnya masyarakat Papua agar membenci negara.

Melalui unggahan video editan, dan narasi menyesatkan, OPM mencoba menggiring simpati publik internasional sambil menutupi aksi kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil termasuk orang asli Papua.

“Saya jadi teringat peristiwa pilu September 2021 silam di desa kami. Usai bakar puskesmas, OPM melecahkan seluruh nakes (tenaga kesehatan) di mana salah seorang nakes, Ibu Gabriela Meilan, kita temukan tewas mengenaskan di jurang sedalam 500 meter,” ungkap Markus.

Senada dengan Pendeta Markus, Kepala Distrik Kiwirok, Yulianus Kalakmabin, menegaskan bahwa tuduhan terhadap TNI adalah pemutarbalikan fakta, di mana OPM-lah yang menjadi pelaku tunggal teror selama ini.

Baca Juga: 2 Prajurit Gugur Saat HUT TNI, Istana Sampaikan Duka Mendalam

“Saya melihat sendiri bagaimana Kogabwilhan III membantu warga, terutama para guru yang ketakutan akibat pembakaran sekolah. Tidak ada bom, tidak ada pesawat tempur. Yang ada adalah bantuan dan perlindungan,” ujar Yulianus.

Kejadian di Kiwirok ini kembali menunjukkan pola lama OPM yang sering menggunakan informasi palsu dan propaganda digital untuk menggiring opini publik.

Prajurit TNI di bawah kendali Kogabwilhan III, hadir di Kiwirok bukan untuk berperang, melainkan untuk menolong, melindungi dan memulihkan kehidupan masyarakat.

Yulianus pun mengimbau masyarakat internasional khususnya Papua, untuk lebih waspada terhadap berita tidak jelas sumbernya. Hoaks seperti tuduhan TNI menggunakan bom hanyalah bagian dari strategi kelompok separatis untuk menutupi aksi kekerasan mereka sendiri.

“Hoaks adalah senjata baru kelompok separatis. Mereka ingin menciptakan ketakutan dan perpecahan. Tapi masyarakat Papua sudah cerdas, kami tahu siapa yang benar-benar bekerja untuk rakyat,” pungkas Yulianus.

x|close