Mushala Ambruk di Ponpes Al Khoziny, Tujuh Santri Masih Terjebak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Sep 2025, 13:04
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim) Adhy Karyono saat diwawancarai wartawan, di Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim) Adhy Karyono saat diwawancarai wartawan, di Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) tengah memusatkan upaya penyelamatan tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang masih tertahan di bawah reruntuhan mushala. Meski mengalami luka cukup serius, ketujuh santri tersebut dilaporkan masih dalam kondisi hidup.

“Fokus kami saat ini adalah penyelamatan. Tujuh orang ini harus selamat. Alat berat belum bisa digunakan, karena dikhawatirkan menimbulkan runtuhan susulan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Jatim, Adhy Karyono, di Sidoarjo, Selasa.

Baca Juga: Sinergi BPJS Ketenagakerjaan dan Pemprov Jatim Wujudkan Universal Coverage Jamsostek

Ia menjelaskan bahwa sebagian korban yang sudah berhasil dievakuasi kini mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dari total 84 korban yang sempat dirawat pada Senin, 29 September 2025 malam, beberapa telah diperbolehkan pulang. Sementara itu, sebagian lainnya masih menjalani operasi dan perawatan intensif di RSUD kabupaten maupun di fasilitas kesehatan yang ditunjuk Pemprov Jatim.

Selain operasi penyelamatan, pemerintah juga menyiapkan posko informasi bagi para keluarga dan wali santri. Pihak berwenang meminta keluarga tidak masuk ke area evakuasi agar tidak mengganggu jalannya proses penyelamatan. “Mohon wali murid tetap berkomunikasi melalui posko. Jangan semua keluarga masuk ke lokasi karena ini bisa mengganggu evakuasi. Insya Allah, semua informasi akan kami sampaikan lewat posko,” tutur Adhy.

Baca Juga: Pemprov Jatim Anggarkan Rp800 Miliar untuk Sukseskan Program MBG

Mengenai jumlah pasti korban, Adhy mengatakan pihaknya masih melakukan pencocokan antara data absensi santri dan temuan di lapangan. Proses evakuasi diperkirakan membutuhkan waktu hingga 1x24 jam. Selama suplai makanan dan oksigen masih bisa diberikan, tim penyelamat akan terus berusaha mengevakuasi korban tanpa menggunakan alat berat, sampai situasi memungkinkan.

Sebelumnya, Kantor SAR Surabaya menerima laporan runtuhnya bangunan pada Senin, 29 September 2025 sore sekitar pukul 15.35 WIB. Peristiwa itu terjadi saat pengecoran lantai bangunan tengah berlangsung sejak pagi hari. Diduga, fondasi bangunan tidak cukup kuat sehingga struktur bertingkat itu ambruk hingga ke lantai dasar.

Tim SAR menghadapi kendala karena kondisi reruntuhan yang padat dan area sempit. Oleh sebab itu, peralatan ekstrikasi digunakan untuk membuka akses menuju korban dengan lebih cepat. Basarnas pun mengerahkan seluruh kemampuan terbaik, termasuk regu Basarnas Special Group (BSG) dari Jakarta serta tim penolong dari beberapa kantor SAR terdekat, demi menyelamatkan para santri yang masih terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Sumber: ANTARA

x|close