Ntvnews.id, Jakarta - Polda Metro Jaya menetapkan enam orang sebagai tersangka penghasut yang mendorong pelajar dan anak-anak ikut serta dalam aksi kerusuhan saat demonstrasi di Jakarta. Para tersangka disebut menyebarkan ajakan dan hasutan melalui berbagai akun media sosial.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa Direktur Utama Lokataru Foundation berinisial DMR, staf Lokataru Foundation berinisial MS, serta empat tersangka lain menyebarkan hasutan yang ditujukan kepada pelajar.
Menurut dia, hasutan yang mereka sampaikan lewat media sosial telah mendorong pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan yang bisa membahayakan keselamatan mereka di lokasi unjuk rasa.
Baca Juga: Wanita Admin Akun TikTok Ditetapkan Tersangka Provokator Demo Rusuh DPR, Ajak Pelajar Unjuk Rasa
"Pelaku DMR ini merupakan admin akun Instagram LF yang berperan melakukan kolaborasi dengan akun lainnya menyebarkan ajakan dan penghasutan kepada pelajar melalui sejumlah tagar dan postingan untuk melakukan aksi anarkis," katanya.
Pelaku MS selaku admin akun @bpp, menurut dia, juga berkolaborasi dengan pemilik akun lain untuk menyebar ajakan melakukan perusakan.
Menurut polisi, SH selaku admin akun Instagram berinisial @GM mengajak orang untuk melakukan perusakan dan KA berkolaborasi untuk menghasut orang melakukan perusakan.
Sementara itu, RAP selaku admin akun @RAP menurut polisi menyampaikan tutorial pembuatan bom Molotov dalam siaran langsung di platform media sosial yang banyak dilihat oleh pelajar.
Baca Juga: Bapak dan Anak Tertimpa Pohon Tumbang, 1 Orang Tewas Mengenaskan
Polisi menyampaikan bahwa RAP juga menjadi koordinator pembawa bom Molotov ke lokasi unjuk rasa.
"Pelaku ini juga membagikan lokasi-lokasi bom Molotov yang sudah disiapkan dan dapat diambil peserta untuk ikut aksi unjuk rasa," kata Ade.
Pelaku berinisial FL sebagai admin akun @fg melakukan siaran langsung di platform media sosial saat demonstran melakukan kerusuhan pada Senin, 25 Agustus 2025 menurut polisi.
Kepala Unit 2 Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kompol Gilang Prasetya mengatakan bahwa siaran langsung FL yang memperlihatkan kerusuhan semasa unjuk rasa ditonton sampai sekitar 10 juta orang.
Baca Juga: Akademisi Indonesia di Britania Raya Kecam Kekerasan Aparat dan Desak Reformasi Menyeluruh
Petugas mendapati ajakan-ajakan untuk memperbesar kerusuhan yang disampaikan melalui platform media sosial.
"Kami juga melakukan analisis serta pendalaman melalui laboratorium forensik digital yang mendapatkan adanya tutorial pembuatan bom Molotov, penyebaran lokasi bom Molotov...," kata Gilang.
Polisi menangkap tersangka DMR, MS, SH, KA, RAP, dan FL karena berperan dalam mengajak pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan di sejumlah lokasi unjuk rasa.
"Kami sudah melakukan monitoring dan analisis untuk mengungkap kasus ini sejak Senin (25/8)," kata Ade.
Baca Juga: 660 Ribu Anak Gaza Kehilangan Sekolah Akibat Serangan Israel
(Sumber: Antara)