Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan resmi menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 30 November 2025, menyusul terbakarnya 47 hektare lahan di beberapa wilayah provinsi tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan di Jakarta pada Selasa, 29 Juli 2025, menjelaskan bahwa penetapan status siaga ini dilakukan setelah terjadinya karhutla pada Minggu, 27 Juli 2025, di sejumlah kabupaten, antara lain Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir, dan Ogan Ilir.
“BNPB mengonfirmasi karhutla di Sumatera Selatan menjadi bagian dari delapan bencana yang tercatat sepekan terakhir, di mana karhutla merupakan kejadian bencana yang paling dominan pada periode tersebut,” ujarnya.
Per 29 Juli 2025, BNPB mencatat bahwa total luas lahan yang terbakar mencapai 47 hektare, terdiri dari lahan mineral maupun gambut yang tersebar di wilayah Sumatera Selatan.
Baca Juga: Pernah Dapat Ancaman, Jamintel Reda Manthovani: Masuk ke Desa Juga Dicurigai
BNPB juga melaporkan, berdasarkan sistem pemantauan satelit, saat ini masih terdeteksi sebanyak 21 titik panas (hotspot) di wilayah tersebut. Titik-titik panas ini mengindikasikan adanya potensi terjadinya kebakaran baru yang harus terus diwaspadai, terutama selama puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025.
Dalam upaya memperkuat kesiapan dan koordinasi di lapangan, Kepala BNPB Suharyanto dijadwalkan akan meninjau langsung lokasi-lokasi terdampak di Sumatera Selatan pada Selasa siang.
Selain peninjauan, Suharyanto dan rombongan juga akan mengadakan rapat koordinasi bersama pemerintah daerah dan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni Kementerian Kehutanan Daerah Operasi Sumatera XVII, serta relawan dari masyarakat peduli api. Tujuan dari koordinasi ini adalah untuk mengintensifkan patroli darat dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat sekitar terkait pencegahan kebakaran.
BNPB turut mengimbau seluruh pemangku kepentingan di daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di kawasan dengan risiko tinggi, seperti lahan gambut, semak belukar, serta area konsesi perkebunan yang rentan terbakar selama musim kemarau.
(Sumber: Antara)