Ntvnews.id, Taheran - Iran mengeluarkan peringatan keras bahwa mereka akan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Timur Tengah jika perundingan nuklir dengan Washington gagal dan situasi berkembang menjadi konflik bersenjata.
Dilansir dari Reuters, Kamis, 12 Juni 20245, pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, dalam konferensi. Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa hari sebelum dimulainya putaran keenam dialog nuklir antara Teheran dan Washington.
"Sejumlah tokoh dari pihak lawan telah mengancam akan adanya konfrontasi jika negosiasi berakhir tanpa hasil," ujar Nasirzadeh.
Dia menegaskan bahwa jika Iran dipaksa berperang, maka semua pangkalan militer AS di kawasan berada dalam jangkauan serangan Iran.
“Kami akan secara berani membidik pangkalan-pangkalan tersebut, meski berada di wilayah negara lain," tegasnya.
Baca Juga: Dilarang AS, Rusia Bela Iran Soal Nuklir
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah berkali-kali mengancam akan melancarkan serangan udara ke Iran jika perundingan nuklir ini tidak membuahkan kesepakatan baru. Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk menggantikan perjanjian nuklir lama yang sempat ditinggalkan oleh AS di masa jabatan pertama Trump.
Putaran terbaru dari negosiasi nuklir antara kedua negara dijadwalkan berlangsung dalam pekan ini. Trump mengumumkan pertemuan akan diadakan pada Kamis, 12 Juni 2025 sementara pemerintah Iran menyebut bahwa pembicaraan akan digelar pada Minggu, 15 Juni 2025 di Oman.
Dalam pembicaraan tersebut, Iran dikabarkan akan menyampaikan tanggapan terhadap usulan terbaru dari pihak AS yang sebelumnya telah ditolak Teheran.
Baca Juga: AS Tak Izinkan Iran Gunakan Uranium dalam Hal Apapun, Termasuk Nuklir
Trump, menanggapi penolakan itu pada Selasa, 10 Juni 2025, menyebut Iran semakin menunjukkan sikap keras dalam proses perundingan.
Dalam konferensi persnya, Nasirzadeh juga mengungkap bahwa Iran telah melakukan uji coba rudal yang membawa hulu ledak seberat dua ton. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan tunduk pada permintaan pembatasan terkait program misil maupun nuklir.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga menyampaikan bahwa Iran perlu memperkuat militernya, termasuk memperluas kemampuan rudalnya, dalam pernyataan yang ia sampaikan pada Februari lalu.