Taqy Malik Ungkap Alasan Pilih Pertahankan Rumah Ketimbang Masjid

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2025, 08:32
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Taqy Malik Taqy Malik (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Setelah ramai menjadi perbincangan publik terkait sengketa lahan Masjid Malikal Mulki, influencer sekaligus pendakwah Taqy Malik akhirnya buka suara. Ia menjelaskan alasan di balik keputusannya mempertahankan rumah pribadi ketimbang masjid yang berdiri di atas lahan sengketa tersebut.

Keputusan itu diambil setelah Mahkamah Agung mengeluarkan putusan akhir, di mana Taqy diwajibkan mengosongkan tujuh kavling tanah yang disengketakan. Ia menyerahkan kembali lahan tersebut kepada pemiliknya secara sukarela pada Sabtu (11/10/2025).

Namun, satu kavling tempat berdirinya rumah pribadi Taqy masih menjadi miliknya. Langkah ini memunculkan pertanyaan publik, mengapa rumah yang dipertahankan, bukan masjid?

Dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, Taqy Malik menegaskan keputusan tersebut bukan didasari niat pribadi atau materi.

“Banyak yang bertanya kenapa saya lebih memilih rumah, bukan masjid. Saat itu, kami berdiskusi dengan tim dan pengacara. Pilihan ini murni karena pertimbangan keberlanjutan amal dan visi besar Malikal Mulki,” ujar Taqy.

Ia menjelaskan, Masjid Malikal Mulki sejatinya bukan hanya tempat ibadah. Masjid itu dirancang dengan visi empat pilar peradaban:

  1. Sebagai tempat ibadah dan pusat dakwah.
  2. Sebagai pusat pendidikan untuk mencetak imam dan penghafal Al-Qur’an.
  3. Sebagai lembaga sosial untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah.
  4. Sebagai unit bisnis yang menggerakkan roda ekonomi umat.

Namun, Taqy menyadari kondisi masjid yang berdiri di area padat penduduk kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga sekitar karena jemaahnya membludak hingga ke area luar.

Baca Juga: Sempat Berseteru Saat Cerai, Taqy Malik Bocorkan Isi Percakapan dengan Mantan Istri

“Kalau saya pertahankan masjid di lahan itu, khawatir justru mengganggu tetangga. Maka dari itu, dengan banyak pertimbangan, saya memilih mempertahankan rumah,” tuturnya.

Meski memilih mempertahankan rumah, Taqy menegaskan bangunan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi semata. Ia berencana menjual rumah tersebut dan menyalurkan hasil penjualannya untuk membantu pembangunan masjid dan pesantren di berbagai daerah, termasuk di pedalaman.

“Rumah masih punya nilai. Kalau dijual, uangnya tidak hilang. Dana itu bisa dipakai untuk membangun masjid baru, mendukung pesantren, atau membantu lembaga pendidikan Islam di dalam maupun luar negeri,” jelasnya.

“Amal teman-teman yang dulu ikut membangun Malikal Mulki tidak akan hilang. Niat baik tetap berlanjut,” tambah pria berusia 28 tahun itu.

Taqy juga memastikan dirinya sudah mulai meninggalkan rumah tersebut dan tengah bersiap untuk pindah.

“Saya sudah tidak tinggal di sini lagi. Sekarang lagi proses merapikan barang-barang sambil menyiapkan langkah berikutnya,” ujarnya.

Sengketa tanah ini disebut Taqy menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya. Ia mengaku belajar untuk lebih berhati-hati dan menjadikan pengalaman ini sebagai bahan introspeksi.

“Saya ingin semua pihak tahu, tidak ada niat buruk atau kepentingan pribadi dalam setiap keputusan. Semoga ini bisa meluruskan persepsi dan membuat teman-teman tenang,” kata Taqy menutup penjelasannya.

x|close