Nepal Bakal Buat Aturan Baru Muncak ke Everest, Apa Itu?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Mei 2025, 09:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
gunung everest gunung everest (Istimewa)

Ntvnews.id, Kathmandu - Nepal berencana menerapkan peraturan baru terkait pendakian Gunung Everest, yang hanya akan mengizinkan pendaki berpengalaman untuk mencoba mencapai puncak tertinggi dunia dengan ketinggian 22.965 kaki tersebut.

Dilansir dari Reuters, Jumat, 2 Mei 2025, Nepal selama ini menerima kritik karena terlalu longgar dalam memberikan izin kepada pendaki, termasuk mereka yang belum memiliki pengalaman memadai, untuk menaklukkan puncak setinggi 8.849 meter di atas permukaan laut itu.

Sebagai negara yang menggantungkan sebagian besar pendapatannya dari sektor pendakian, penjelajahan, dan pariwisata, hal ini menjadi dilema tersendiri bagi Nepal.

Namun, tingginya jumlah pendaki membawa konsekuensi serius. Salah satunya adalah antrean panjang yang tak terhindarkan di ‘Zona Kematian’ wilayah di dekat puncak Everest dengan kadar oksigen sangat rendah yang diduga menjadi faktor meningkatnya jumlah korban jiwa.

Baca Juga: Salju Terus Mencair, 5 Mayat dan Sampah Berhasil Diturunkan dari Everest

Kepadatan tersebut dianggap berkontribusi pada tingginya angka kematian di gunung tersebut. Tercatat pada tahun 2023, sebanyak 12 pendaki meninggal dunia dan lima orang lainnya hilang, dari total 478 izin yang dikeluarkan. Sedangkan tahun lalu, delapan pendaki dilaporkan meninggal dunia.

Sebagai respons, Nepal kini tengah menyiapkan rancangan undang-undang yang mewajibkan pendaki untuk menunjukkan bukti bahwa mereka telah berhasil mendaki setidaknya satu gunung setinggi 7.000 meter di Nepal sebelum mendapatkan izin untuk mencoba Everest.

Selain itu, ketentuan baru juga menetapkan bahwa sardar (pemimpin tim lokal) dan pemandu pendakian wajib berkewarganegaraan Nepal.

Rancangan regulasi ini telah diajukan ke Majelis Nasional, yaitu kamar atas parlemen Nepal, yang saat ini dikuasai oleh aliansi pemerintahan yang memiliki cukup suara untuk mengesahkannya.

Namun, sejumlah operator ekspedisi menyampaikan keberatan. Mereka mengusulkan agar pendaki yang telah menaklukkan gunung setinggi 7.000 meter di luar Nepal juga diizinkan mengajukan izin Everest.

Baca Juga: Nepal Mulai Batasi Jumlah Pendaki ke Gunung Everest, Ini Alasannya

"Itu tidak masuk akal. Dan saya juga akan menambahkan gunung-gunung yang tingginya mendekati 7.000 meter ke dalam daftar itu dan yang banyak digunakan sebagai persiapan, seperti Ama Dablam, Aconcagua, Denali, dan lainnya," ujar Lukas Furtenbach dari Furtenbach Adventures yang berbasis di Austria.

Furtenbach, yang saat ini tengah memimpin ekspedisi di Everest, juga menilai bahwa pemandu gunung dari luar negeri seharusnya diberi izin untuk bekerja di Everest, mengingat jumlah pemandu Nepal yang benar-benar memenuhi kualifikasi masih terbatas.

"Penting bagi pemandu gunung untuk memiliki kualifikasi seperti IFMGA (Federasi Internasional Asosiasi Pemandu Gunung), apa pun kewarganegaraan mereka. Kami juga menyambut baik pemandu IFMGA Nepal untuk bekerja di Pegunungan Alpen di Eropa," katanya kepada Reuters.

Garrett Madison dari Madison Mountaineering yang berbasis di Amerika Serikat menyampaikan pandangan serupa. Menurutnya, pengalaman mendaki puncak setinggi 6.500 meter di wilayah manapun di dunia seharusnya sudah cukup.

"Terlalu sulit untuk menemukan puncak setinggi 7.000 meter atau lebih di Nepal," ungkap Madison.

Berdasarkan data dari Departemen Pariwisata Nepal, terdapat lebih dari 400 gunung yang dibuka untuk ekspedisi, dan 74 di antaranya memiliki ketinggian di atas 7.000 meter. Namun, hanya sedikit dari puncak-puncak tersebut yang populer di kalangan pendaki.

"Hanya beberapa dari gunung-gunung setinggi 7.000 meter yang menarik pendaki," ujar Tashi Lhakpa Sherpa dari 14 Peaks Expedition, salah satu operator ekspedisi terbesar di Nepal, yang juga dikenal telah mendaki Everest sebanyak delapan kali.

x|close