Bahlil Umumkan Huayou Jadi Mitra Baru Proyek EV Gantikan LG

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Apr 2025, 15:27
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa perusahaan asal Tiongkok, Huayou telah ditunjuk untuk menggantikan LG Energy Solution yang memilih mundur dari sebagian proyek dalam skema Indonesia Grand Package.

“(LG) telah digantikan oleh mitra strategis dari China, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," ucap Bahlil, Rabu 23 April 2025.

Dengan mundurnya LG Energy Solution dari sebagian proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia, Bahlil memastikan bahwa proyek hilirisasi tetap berjalan sesuai rencana.

Ia menegaskan bahwa pergantian investor adalah hal yang wajar dalam proyek-proyek berskala besar.

Baca Juga : Menteri ESDM Sedang Kaji Minyak dan LPG Bakal Jadi Komoditas Impor dari AS

Karena itu, Bahlil mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir terhadap kelanjutan langkah Indonesia dalam mewujudkan ambisinya menjadi pusat industri kendaraan listrik dunia.

“Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar. Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target,” kata dia.

LG Energy Solution sebelumnya terlibat dalam sejumlah proyek yang termasuk dalam skema Indonesia Grand Package, sebuah kerja sama strategis antara Indonesia dan perusahaan asal Korea Selatan tersebut yang disepakati pada 18 Desember 2020.

Baca Juga : Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Ramadan Idul Fitri Pertamina 2025, Pasokan dan Distribusi Energi Jawa Timur Aman dan Terjamin

Skema ini dirancang untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) secara terintegrasi, mulai dari aktivitas penambangan hingga produksi baterai.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, pada 3 Juli 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power, dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 10 gigawatt hour (GWh).

Namun demikian, menurut laporan Yonhap pada Jumat 18 April lali, konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG memutuskan untuk mundur dari proyek senilai sekitar 11 triliun won atau setara Rp130,7 triliun.

Baca Juga : Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Pantau Ketersediaan BBM dan LPG di Banten Jelang Mudik

Proyek ini awalnya bertujuan membangun rantai nilai menyeluruh dalam industri baterai EV di Indonesia, termasuk pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga sel baterai.

Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta sejumlah mitra lainnya ini sebelumnya telah bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia dan beberapa BUMN.

Keputusan penarikan proyek disebutkan terjadi setelah melalui konsultasi dengan pemerintah Indonesia, dipicu oleh perubahan dinamika industri global, termasuk fenomena yang disebut sebagai "jurang EV"  yaitu perlambatan atau titik jenuh sementara dalam permintaan kendaraan listrik dunia.

Baca Juga : Wamen ESDM Sebut BBM Pertamina yang Beredar Sudah Tervalidasi Melalui Pengawasan Ketat

"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," katanya.

(Sumber Antara)

x|close