MBG untuk Membentuk Budaya Makan Sehat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jul 2025, 07:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha (PCO)

Ntvnews.id, Jakarta - Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak semata-semata memberi makan, melainkan membentuk budaya baru tentang makan sehat, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga untuk mewujudkan keluarga sehat, anak cerdas dan masyarakat Indonesia yang produktif.

“Untuk itu kita tidak bisa hanya fokus pada distribusi makanan tetapi harus membangun ekosistem yang sehat yang dilihat dari sisi demand maupun suply. Dari sisi demand kita akan mendorong kesadaran dan perilaku konsumen sehingga semua masyarakat ada sisi permintaan terhadap konsumsi makanan sehat,” kata Ikeu saat menyampaikan progres pelaksanaan Program MBG, Minggu, 6 Juli 2025.

Melalui program MBG, Ikeu menjelaskan, BGN mendorong seluruh penerima manfaat baik peserta didik, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk mampu memahami prinsip gizi seimbang yang sesuai dengan karakter individu dan kondisi psikologis mereka.

Baca Juga: Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro

“Sehingga mereka memahami betul berapa asupan gizi yang harus mereka konsumsi baik dari sisi kalori, vitamin, mineral, maupun protein. Kemudian mereka bisa menginternalisasikan pola makan sehat itu termasuk pemenuhan kebutuhan gizi mereka,” papar Ike.

Masyarakat diharapkan mampu mengimplementasikan budaya makan sehat dengan 20 sampai 30 persen angka kecukupan gizi untuk sarapan dan 30-35 persen angka kecukupan gizi untuk makan siang seperti diberikan BGN kepada anak-anak peserta didik, ibu hamil dan ibu menyusui.

BGN juga mendorong penerima manfaat, khususnya anak-anak, untuk mengenali visualisasi porsi makan yang seimbang agar anak bisa mempelajari secara langsung dari food tray yang diterima setiap hari.

“Dari situ bisa kelihatan berbagai sumber zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari, juga berbagai porsi atau komposisi zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari,” ujar Ikeu.

Baca Juga: Prabowo Luncurkan SPPG Milik Polri Dukung MBG

Yang tidak kalah penting dari edukasi gizi ini, tambah Ike, adalah memastikan lingkungan di sekitar penerima manfaat dapat mendukung terbangunnya konsumsi makanan yang sehat. Ikeu mencontohkan lingkungan sekolah. Menurutnya, sekolah harus dapat menjamin ketersediaan makanan yang sehat juga membangun kolaborasi dengan pedagang sekitar untuk penyediaan makanan yang sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.

“Kami menyadari pelaksanaan di lapangan masih menghadapi sejumlah tanangan. Pertama kapasitas guru yang menyampaikan edukasi masih beragam. Demikian juga di lingkungan sekolah, pedagang sekitar masih banyak yang belum memahami prinsip gizi dan keaamanan pangan,” jelasnya.

Karena itu, BGN berkolaborasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga serta organisasi kemasyarakatan.

“BGN juga telah menyusun menu edukasi yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang memerlukan. BGN juga menyusun modul dan melakukan penelitian untuk meningkatkan kapasitasnya  dalam mengedukasi, khusunya untuk anak-anak di sekolah,” tutup Ikeu.

x|close