Ntvnews.id, Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) kembali menghadirkan kemerdekaan baru bagi para mustahik. Salah satunya dirasakan oleh Neneng, penerima manfaat yang sukses mengembangkan usaha pastry hingga meraup omzet Rp30 juta per bulan.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., mengapresiasi sekaligus merasa bangga atas keberhasilan mustahik. Ia mengatakan, keberhasilan mustahik binaan menjadi bukti zakat dapat mengubah penerimanya menjadi lebih mandiri dan merdeka dari keterbatasan.
"Di bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ini, bagi BAZNAS, kemerdekaan sejati mustahik adalah salah satu tujuan kami. Di mana mereka bisa bangkit dari keterbatasan, berdiri di atas kakinya sendiri, mampu menghidupi keluarganya dengan layak, bahkan mampu memberi manfaat kepada orang lain. Inilah makna mustahik merdeka yang terus kami dorong melalui berbagai program pemberdayaan, salah satunya BAZNAS Microfinance Desa,” kata Saidah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Ia menambahkan, keberhasilan para mustahik penerima manfaat adalah bukti bahwa zakat yang dikelola dengan baik dapat melahirkan kemandirian baru. "Inilah wujud zakat yang mensejahterakan. Dari zakat yang ditunaikan muzaki, lahirlah kemandirian baru bagi mustahik. Mereka merdeka, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara martabat," jelasnya.
Saidah menegaskan, BAZNAS akan terus memperluas cakupan program BMD agar semakin banyak masyarakat merasakan manfaat. Ia berharap, keberhasilan Neneng dapat menjadi inspirasi bagi mustahik lain untuk meraih kemandirian dan melahirkan ruang kemerdekaan.
Sementara itu, Penerima Manfaat Program BMD Matraman Jakarta, Neneng, menyampaikan rasa syukur untuk semua dukungan BAZNAS. Ia mengungkapkan, usaha pastry miliknya yang dinamainya Dapoer Keitha mulai dirintis pada tahun 2024, berawal dari keterlibatan dalam program Iftar Ramadan BAZNAS.
“Saat itu saya bingung, ingin usaha tapi tidak punya modal, sementara saya harus bertahan hidup bersama tiga anak yang masih sekolah. Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan BAZNAS. Dari modal yang diberikan BAZNAS, usaha ini perlahan terus berkembang,” kata Neneng.
Kini, usaha pastry Dapoer Keitha yang dikelolanya mampu memproduksi 100 hingga 150 pieces per hari, dengan omzet mencapai Rp750 ribu hingga Rp1 juta per hari. Produk yang dipasarkan beragam, mulai dari cromboloni, croffle, croissant, brownies, hingga soft cake dengan berbagai topping.
“Dulu saya hanya memiliki etalase kotak kecil dan satu oven. Alhamdulillah, berkat bantuan BAZNAS, saya bisa membeli beberapa peralatan untuk membuat pastry, sehingga produksi meningkat dan pendapatan pun lebih besar,” ucapnya.
Selain produksi harian, Neneng juga mengoptimalkan pemasaran melalui media sosial dengan beragam promo untuk menjangkau konsumen lebih luas. Ia berharap usahanya dapat terus berkembang dan membuka cabang di berbagai wilayah.
“Ada satu mimpi besar yang ingin saya capai, yaitu memiliki mini kafe. Dari mini kafe itu insya Allah bisa berkembang menjadi kafe yang lebih besar, tempat di mana orang bisa menikmati pastry buatan Dapoer Keitha dengan minuman dan makanan lainnya,” tutur Neneng.
Neneng juga menyampaikan terima kasih kepada para muzaki yang telah menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS. “Berkat bantuan BAZNAS, usaha pastry saya semakin berkembang. Semoga BAZNAS bisa terus memberi manfaat, mendampingi, dan membantu masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya.